Hello There, Thanks For Your Visit, Take A Look Around, Enjoy Your Life From Here!! See You!!

Japanese Disaster

0 comments
Gempa bumi berkekuatan 9 Skala Richter yang disusul tsunami setinggi 10 meter di Jepang Jumat lalu (11/3) benar-benar mengejutkan dunia. Betapa tidak, Pantai Timur Jepang nyaris rata tersapu tsunami dahsyat.


Puluhan ribu orang tewas dan puluhan ribu lainnya hilang tersapu gelombang tsunami raksasa. Dalam kondisi yang memilukan itu, Jepang pun dihadapkan pada bencana lain: meledaknya bangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima. Namun,di balik tragedi gempa dan tsunami raksasa itu, “dunia berdecak kagummenyaksikan betapa tabah dan gigihnya orang Jepang dalam menghadapi bencana.”


Dalam kondisi yang amat memprihatinkan itu, mereka tetap sabar,taat aturan, tertib,dan bekerja keras untuk mengatasi persoalan besar yang dihadapinya. Masyarakat internasional yang menyaksikan bagaimana orang Jepang menghadapi gempa dan tsunami mengakui kualitas dan daya hidup orang Jepang yang luar biasa. Mereka tetap menjunjung moral, jujur dan disiplin dalam kondisi apapun.
Tak ada berita penjarahan dan perampokan seperti yang terjadi di Aceh dan Haiti ketika masyarakat bingung menghadapi bencana; tak ada pebisnis yang bersikap “aji mumpung” dengan menaikkan harga makanan yang diperebutkan korban-korban gempa seperti terjadi di Yogyakarta; dan tak ada orang yang saling curiga karena tuduhan menyelewengkan bantuan untuk korban.

             Data tentang korban terus bertambah dan diperkirakan ribuan orang telah tewas. Jutaan lainnya kini terlunta-lunta. Mereka bertahan hidup tanpa rumah, kekurangan air, kekurangan pangan dan obat-obatan. Tapi ada satu hal yang menarik dari kondisi bencana di Jepang ini, yaitu tidak adanya pemandangan penjarahan bahan makanan oleh korban bencana di sana, baik pada toko-toko yang ada ataupun supermarket. Padahal dalam berbagai bencana di sejumlah negara, penjarahan kerap terjadi. Usai gempa dahsyat di Haiti dan Cile, usai banjir besar di Inggris 2007, dan usai badai Katrina di Amerika Serikat. Di empat negara ini, seluruh warganya menjarah bahan pangan untuk bertahan hidup. Dan penjarahan makanan ini tidak terjadi di Jepang.


Pesan itu kemudian dapat dilihat dari berbagai fakta, antara lain fakta ekonomi, teknologi nuklir, mentalitas, & kemanusiaan.


v  Fakta bahwa tsunami di Jepang memberi dampak pada ekonomi Indonesia memberikan peringatan pada kita bahwa sesungguhnya Indonesia adalah negara yang sangat bergantung pada negara lain, termasuk dari sisi perekonomian. Kejadian tidak menguntungkan yang terjadi pada negara lain, suka atau tidak suka harus dirasakan dampak negatifnya oleh kita pula. Oleh karena itu, adalah sudah seharusnya kita membangun pondasi yang kokoh dalam perekonomian dalam negeri. Untuk itu, sudah saatnya kita memiliki struktur ekonomi yang tidak terlalu bergantung pada bantuan atau pasar asing. Sebagai negara yang memiliki peta demografis sangat luas serta jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, seyogyanya kita mampu memiliki basis ekonomi yang bertumpu pada pasar dalam negeri, serta meletakan pasar luar negeri sebagai kekuatan tambahan. Sentra-sentra produksi sepatutnya dibangun di basis pemukiman masyarakat dan didukung dengan berbagai program bimbingan oleh pemerintah yang intensif. Dengan demikian di dalam tatanan ekonomi kita tumbuh ekonomi kerakyatan yang kokoh dan tidak sensitif terhadap peristiwa di luar negeri

v  Fakta bahwa tsunami di Jepang telah menimbulkan kerisauan pada bahaya kebocoran radiasi nuklir memberikan peringatan kepada kita bahwa penggunaan teknologi nuklir bagi kehidupan masyarakat membutuhkan kehati-hatian yang sangat tinggi. Walaupun terbukti bahwa teknologi nuklir pada PLTN sangat ekonomis, namun resiko lain yang ditimbulkan karena bahaya radiasi perlu sungguh-sungguh diperhatikan. Jepang sebagai negara yang sangat maju dengan teknologi dan memiliki banyak ahli di bidang tersebut masih belum terbukti mampu mengatasi ancaman bahaya kebocoran radiasi nuklir. Bahkan beberapa negara berusaha mengirimkan bantuan tenaga ahli untuk mengatasi situasi darurat di Fukushima saat ini. Kekhawatiran terburuk adalah terjadinya kembali tragedi chernobyl (Chernobyl disaster), Ukraina yang dihantam musibah kebocoran radiasi nuklir level tertinggi pada 26 April 1986. Bagaimana dengan Indonesia? Apakah kita sudah siap menggunakan instalasi nuklir untuk PLTN? Bagaimana penguasaan teknologi kita, punya cukup jumlah tenaga ahli, dan bagaimana manajemen risikonya. Ini adalah pekerjaan rumah serius bagi pemerintah dan kita semua sebelum memutuskan melanjutkan pembangunan PLTN, sehingga apabila nanti jadi dilaksanakan segala resiko betul-betul sudah terperhitungkan secara cermat.


v  Fakta mentalitas masyarakat Jepang ini memberi pelajaran kepada kita, bahwa untuk bisa mengatasi musibah yang penuh penderitaan, kita perlu memelihara kesabaran, kedisiplinan dan perasaan saling percaya. Dengan demikian kesulitan menjadi lebih mudah diatasi dan diberikan langkah penanggulangan dengan skala prioritas sesuai keadaaanya. Tidak perlu ada pihak tertentu yang justru memanfaatkan kondisi yang sedang ditimpa musibah dengan mengambil kesempatan mencari popularitas, atau dukungan politis. Tidak perlu didirikan banyak tenda bantuan yang diberi atribut partai politik, calon legislatif, atau golongan tertentu. Semua bantuan hanya perlu dikoordinasikan dalam satu wadah yang semua orang percaya bahwa wadah itu akan melakukan cara-cara terbaik untuk menolong yang terkena musibah.



v  Fakta ini mengingatkan kepada kita, bahwa sesungguhnya pada diri tiap manusia tersimpan perasaan kemanusiaan untuk saling tolong-menolong, terutama ketika satu pihak mendapatkan kesulitan. Dari sini penting bagi kita, adalah menjaga agar perasaan kemanusiaan untuk menolong itu dapat terus subur di dalam kehidupan kita tanpa perlu dimunculkan musibah lebih dahulu. Tindakan menolong hendaknya terus dilakukan pada situasi apapun, karena menolong bukan tindakan purifikasi atas dosa, melainkan sesuatu yang natural dibutuhkan. Dengan adanya sikap menolong ini maka rasa kebersamaan dalam menanggung beban sesama selalu menjadi concern setiap anggota masyarakat. Termasuk ketika bangsa dan negara kita ditimpa berbagai musibah, maka hendaknya kita lebih mengutamakan mencari solusi terbaik untuk menolong dari jurang kehancuran, dan tidak larut dalam aksi salah menyalahkan yang justru menambah keterpurukan. Prinsip amar ma’ruf nahi munkar (menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat) jauh lebih penting untuk diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia yang sangat heterogen daripada sekedar menunjukkan bahwa salahsatu pihak yang paling benar dan paling kuasa.



         Sepertinya kita, bangsa Indonesia harus belajar banyak dalam urusan ini pada bangsa Jepang. Walau di era penderitaan akibat bencana yang sangat besar, budaya Jepang yang taat aturan dan disiplin tetap berlaku di sana. Bahkan yang luar biasa, sejumlah supermarket yang masih tetap buka justru menurunkan harga bahan makanannya! Bukan menaikkan dan mengambil untung. Sejumlah mesin penyedia makanan dan minuman otomatis malah dibuka secara gratis. “Rakyat bekerja sama untuk selamat semuanya,” kata sejumlah orang di sana.

Budaya ini benar-benar sudah tertanam begitu dalam di alam bawah sadar orang Jepang. Sehingga tetap saja nilai-nilai ini berlaku dan berjalan dalam kondisi apapun, termasuk di tengah kepungan penderitaan akibat bencana yang terjadi. Perlu kita ketahui bersama, bahwa budaya Jepang memang sangat berbeda dengan budaya negara lain. Mereka menomorsatukan harga diri, kehormatan, dan martabat. Warga Jepang tidak melihat bencana ini sebagai kesempatan untuk mencuri apapun. Kita warga Indonesia harus belajar bagaimana bisa berbudaya seperti mereka. Orang Jepang juga sangat disiplin dan penuh kebanggaan atas negaranya. Secara sosiologis, ini dimungkinkan terjadi akibat adaptasi nilai yang mereka buat. Bahwa masyarakat dalam jumlah yang besar harus hidup di tanah yang sangat terbatas. Mereka harus memiliki keteraturan yang sangat tinggi.


Tema: Manusia  & Penderitaan


0 comments:

Post a Comment

Mau Tukar Link? Copy/paste code HTML berikut ke blog anda