Hello There, Thanks For Your Visit, Take A Look Around, Enjoy Your Life From Here!! See You!!

Sampah, tanggung jawab siapa?

0 comments
Tak bisa dipungkiri, setiap manusia sejak lahirnya ditakdirkan menjadi penghasil sampah. Semakin dewasa seseorang, semakin banyak kebutuhannya, maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Dari bungkus dan sisa makanan, kemasan produk yang kita beli hingga barang-barang yang sudah tidak kita pakai lagi, entah karena rusak atau sudah bosan menggunakannya.
Walau ditakdirkan sebagai mahluk penghasil sampah, namun sayangnya sejak kecil kita tidak diajar untuk bertanggung jawab atas sampah yang kita hasilkan. Jika sampah sudah dibuang ke tempat sampah (atau ke sembarang tempat?), maka selesai sudah urusan kita. Lalu, kita pun kembali menghasilkan sampah baru.
Sebagai mahluk yang diciptakan paling sempurna di muka bumi ini, harusnya kita menyadari bahwa sampah yang dihasilkan dari hari ke hari akan menghasilkan masalah baru. Misal, meluapnya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Masih ingat kisah longsornya gunungan sampah di TPA Bantar Gebang dan Leuwi Gajah?
Belum lagi masalah banjir, pencemaran air tanah, emisi gas rumah kaca, dan sudah pasti masalah kesehatan, yang diakibatkan oleh tumpukan sampah yang kita hasilkan.
Untuk Jakarta, diperkirakan tiap orang menghasilkan sampah 0,75 kg/ hari. Berarti dalam 1 tahun tiap orang menghasilkan sampah sekitar 270 kg. Belum ditambah sampah pada hari -hari raya, yang biasanya lebih banyak daripada hari biasa. Di antara sampah-sampah tersebut, diperkirakan lebih dari separuhnya adalah sampah-sampah anorganik, yang tidak mudah hancur secara alami.
Lalu, apa jadinya jika kita terus menghasilkan sampah dari waktu ke waktu, terutama sampah-sampah yang butuh waktu ratusan-ribuan tahun untuk hancur, dan pada saat bersamaan tak ada upaya untuk mengurangi serta mengolah sampah tersebut? Mungkinkah kota kita akan berubah menjadi kota sampah, mirip seperti yang diperlihatkan pada film "Wall-E"?
Para siswa yang belajar bertanggungjawab atas sampahnya
Benarkah kita tidak pernah diajarkan untuk mengurangi sampah yang kita hasilkan?Ternyata ada sebuah sekolah di kawasan Serpong, St. Laurensia, yang mencoba mengajarkan para siswanya untuk tidak hanya membuang sampah di tempatnya, namun juga mengurangi jumlah sampahnya masing-masing. Caranya?
Menurut penuturan salah seorang guru, Ibu Destri Nudyawati, dalam seminggu, ada 1 hari yang dipilih secara acak, di mana tempat sampah tidak disediakan oleh sekolah.
Kenapa begitu? Alasannya, agar anak-anak yang sudah terbiasa membuang sampah di tempat sampah mau bertanggung jawab atas sampah-sampah yang mereka hasilkan. Untuk itu, pada hari tersebut tiap murid diminta untuk membawa pulang sampahnya masing-masing ke rumah.
Sebagai wadah untuk membawa pulang sampah mereka, tiap siswa tidak menggunakan kantong kresek. Mereka membuat kantong sampahnya sendiri yang dijahit dari kaos bekas yang sudah tak terpakai.
Lalu, apa dampak dari program ini? Mengingat bahwa hari ‘tanpa tempat sampah' dipilih secara acak, maka hal ini membuat tiap siswa untuk selalu siap membawa kantong sampahnya ke sekolah tiap hari.
Selain itu, ternyata para siswa juga terdorong untuk mengurangi jumlah sampah yang mereka hasilkan, agar tidak harus repot membawa pulang sampah dalam jumlah banyak. Hal ini pun secara perlahan-lahan menjadi kebiasaan para siswa, untuk lebih memilih jajanan dengan kemasan ramah lingkungan, khususnya yang tidak menggunakan kemasan plastik atau styrofoam.
Nah, sekarang bagaimana dengan Anda sendiri? Apa yang akan atau sudah Anda lakukan untuk mengurangi sampah Anda tiap harinya?

Kesimpulan


Menurut saya, peduli akan sampah memang harus ditanamkan sejak dini agar anak-anak mempunyai tanggung jawab yang telah tebina baik sejak kecil untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih.
Selain itu dengan adanya pemahaman akan sampah maka akan semakin besar pula kesadaran masyarakat akan arti lingkungan, karena niat itu harus muncul dari sendiri dan pasti akan menular kepada orang lain.



Tema : Manusia & Tanggung Jawab
sumber: Rujak.org

0 comments:

Post a Comment

Mau Tukar Link? Copy/paste code HTML berikut ke blog anda